Jumat, 11 April 2008

Usaha Masyarakat Pada Kondisi Serba Sulit

Catatan Pulang Kampung

Tingginya harga kebutuhan Pokok akhir-akhir ini akibat resesi dunia dan kenaikan harga minyak bumi menyebabkan pengaruh pada perekonomian dunia. Tak terkecuali negara berkembang seperti Indonesia, dampak kenaikan harga secara global mempegaruhi ABPN. Yang sangat berimplikasi pada kenaikan ini adalah pada komoditi beras, minyak dan gas. kenaikan ini membuat lemahnya daya beli masyarakat. Harga kebutuhan pokok (sembako) seperti beras, minyak goreng maupun kebutuhan hidup lainnya bagai tak terkendali terus menanjak naik. Ibu-ibu banyak yang ngeluh karena sulit sekali membagi dan mengatur uang belanja. Mereka mesti mengevaluasi dan menghitung ulang arus kas keluarga untuk menjaga kemungkinan-kemungkinan krisis ekonomi jilid II.

Selain harga sembako yang terus naik, kelangkaan minyak tanah dan gas terus menghantui masyarakat diseluruh Indonesia tak terkecuali di kalimantan Barat. Kenaikan sembako dan kelangkaan minyak tanah dan Gas semakin terasa terutama di perkotaan,. Sulitnya mendapatkan minyak tanah atau gas dikarenakan lambatnya pasokan yang disebabkan kondisi cuaca yang mengganggu pelayaran. Selain itu ada pihak tertentu yang disinyalir melakukan spekulasi sehingga terjadi kelangkaan.

Dampak kenaikan harga sembako dan kelangkaan minyak tanah dan gas di daerah tidaklah begitu terasa dan separah diperkotaan. Kecuali untuk bahan bangunan seperti seng, semen, kawat dll, kenaikannya memang agak terasa. dimana kenaikan harga bahan bangunan diatas 100 % dalam beberapa bulan ini.

Masyarakat di daerah sekarang ini masih menikmati hasil panen padi baik berladang maupun sawah. Selain itu mereka juga didaerah diuntungkan dengan naiknya harga komoditi pertanian seperti karet, sawit , coklat, lada maupun komoditas lainnya. Daya beli masyarakat cukup berimbang dengan meningkatnya harga komoditi tersebut, karena penghasilan mereka dari hasil kebun juga meningkat.

Bagi masyarakat didaerah perbatasan, kelangkaan minyak tanah dan gas tidak begitu terasa karena mereka mendapat pasokan gas dan kebutuhan hidup lainnya dari negeri Jiran dengan harga yang wajar pula.

Sedangkan masyarakat yang tinggal dikampung yang masih memiliki hutan dan kebun karet, mereka dapat menggunakan kayu bakar untuk memasak. Dengan ketersediaan lahan seperti ini mereka masih dapat mengolah lahannya untuk berkebun sayur ataupun usaha lain yang dapat dijual untuk menambah penghasilan.

Berbeda dengan masyarakat yang berada di pemukiman perkebunan kelapa sawit seperti warga Trans di kampong kami, semua kebutuhan hidup serba dibeli. Pada kondisi sekarang Warga Trans mau tak mau harus antri membeli gas atau minyak tanah.
Untuk mengurangi biaya dan sulitnya mendapatkan minyak tanah serta gas elpiji, bagi yang kreatif masyarakat yang tinggal di perkebunan kelapa sawit menggunakan pelepah sawit untuk dijadikan kayu bakar dalam rangka penghematan.

Pada situasi ini masyarakat di daerah mau tak mau menerima kenyataan dan melakukan berbagai upaya usaha dan penghematan akibat kenaikan kebutuhan hidup yang mana mereka tak tahu penyebabnya dan sampai kapan berakhirnya.

1 komentar:

  1. Kenaikan harga memang tidak bisa kita elakan lagi, apalagi urusan ekonomi udah mengglobal.

    Cuma bagaimana caranya kita bisa pergunakan uang yang ada secara tepat dan sesuai dengan kebutuhan hidup atau skala prioritas dan usaha hidup hemat.

    BalasHapus