Kamis, 10 April 2008

Membangun Borneo Melalui Gerakan Credit Union

Gerakan Credit Union yang biasa di singkat atau disebut CU adalah gerakan masyarakat dibidang ekonomi untuk meningkatkan kesejahtaraannya. Orang-orang yang terhimpun didalamnya disebut anggota. Anggota yang terhimpun didalam CU mengembangkan sikap saling percaya untuk menghimpun modal secara bersama-sama dan dipinjamkan kembali kepada sesama anggota. Mengapa hanya kepada anggota ? karena sudah menjadi prinsip CU itu sendiri untuk membangun anggotanya bukan berarti mengabaikan orang yang bukan anggota.

Gerakan Credit Union atau CU di Kalimantan Barat mulai didengungkan sejak tahun 1970-an oleh pihak gereja Katolik dibawah PSE Keuskupan Agung Pontianak. Penumbuhan CU masa itu lebih diperuntukkan bagi lingkup umat Gereja disuatu Paroki saja. Hampir semua Paroki di Kalimantan Barat berdiri CU. Pengelolaannyapun waktu itu lebih banyak dari pihak gereja sendiri (bukan Imam) yakni melibatkan dewan Paroki maupun dari masyarakat awan gereja.

Setelah berjalan beberapa tahun gerakan ini mengalami keruntuhan. Ini disebabkan oleh rendahnya pengetahuan pengelola serta rendahnya pemahaman anggota soal CU itu sendiri. Selain rendahnya kesadaran anggota untuk mengembalikan pinjaman yang diberikan hingga banyak macet, tapi banyak juga penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh pengelola CU itu sendiri.

Satu persatu CU yang didirikan mengalami kehancuran karena salah urus. Sama seperti Koperasi-koperasi lainnya CU masa itu banyak yang tinggal plang nama saja dan tidak ada aktivitas didalamnya. Citra CU dimata Umat maupun masyarakat menjadi buruk karena dianggap membohongi anggotanya.

Bagi CU yang dikelola cukup baik masa itu dapat bertahan walau dalam keadaan tertekan. Mereka yang masih bertahan tentu memiliki komitmen yang baik dalam CU-nya. CU yang masih aktif masa itu menjadi penampung keluhan maupun makian dari anggota CU yang sudah bangkrut. Dengan keyakinan untuk terus membangun CU walau dengan jatuh bangun mereka tidak patah semangat ber-CU hingga saat ini .

Hancurnya CU yang dibangun pada tahap pertama, tidak mematahkan semangat orang-orang yang masih peduli terhadap gerakan ekonomi kerakyatan. Dengan kekuatan yang mereka miliki mereka mencari model baru dalam mengembangkan CU dibumi Kalimantan.

Bercermin pada kondisi social ekonomi masyarakat Dayak masa itu, begitu banyak persoalan yang dihadapi ditingkat mereka. Ternyata apa yang ada dalam gerakan CU bukanlah modelnya yang salah tapi lebih pada persoalan pengelolaan yang tidak dibekali dengan pengetahuan yang baik.

Maka Pancur kasih dengan Yayasan Karya Sosialnya saat itu membangun CU yang mana anggotanya adalah dari lingkungan Pancur kasih sendiri, setelah berkembang pesat kemudian anggotanya terbuka untuk orang-orang diluar Pancur Kasih. Paham akan konsep CU yang telah dibangun pada tahap pertama PK berkeyakinan bahwa model ini sangat cocok bagi masyarakat terutama masyarakat Dayak maupun masyarakat yang termarjinalkan. Model CU yang dikembangkan oleh PK berbeda dengan periode CU awal. Program pendidikan dan pelatihan, swadaya dan solidaritas menjadi pilar utama yang terus ditanamkan dalam ber-CU. Semakin berkembangnya CU dengan adanya model baru ini kepercayaan masyarakat mulai baik, trauma karena CU sudah mulai hilang dengan membaiknya pengelolaan CU yang berbasis kepada anggota.

Dipilihnya CU sebagai alat untuk membangun anggotanya di Kalimantan Barat tentu tidak terlepas dari factor sosial budaya terutama masyarakat Dayak . Konsep CU dalam masyarakat Dayak sebenarnya sudah dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari secara turun temurun. Dan gerakan CU lebih mudah diterima dengan baik pada Masyarakat Dayak karena menghidupkan kembali nilai-nilai sosial budaya, gotong royong atau Pangari dan kearifan-kearifan local yang memang tidak pernah tertuliskan dalam sebuah buku seperti budaya suku lainnya.

Salah satu contoh konkrit yang tampak adalah membangun /membuat TEMBAWANG pada orang Dayak, itu sama dengan nilai menabung dalam CU. Dalam Tembawang terdapat tanam tumbuh seperti tanaman buah-buahan, serta tanaman obat, kawasan meramu bahan untuk rumah yang diambil seperlunya dan dimiliki secara kolektif. Tembawang ini dinikmati sampai pada anak cucu dan dipelihara dengan baik.

Kini banyak masyarakat yang bergabung dalam CU dengan latar belakang suku, agama dan status social yang berbeda pula. Dampak gerakan CU adalah meningkatnya kesadaran masyarakat untuk menanamkan sikap hemat, tolong menolong, memiliki perencanaan keuangan yang baik, CU dengan beragam latar belakang menjadi wadah rekonsilisasi bagi masyarakat kalimantan barat. Dalam CU anggota ditanamkan nilai-nilai untuk menolong diri sendiri, solidaritas dan peduli terhadap lingkungan. Ini sesuai dengan apa yang tanamkan oleh Reffiesen Bapak Credit Union Dunia bahwa si Miskin hanya dapat ditolong dengan menghimpun apa yang ada pada dirinya dan dipinjamkan kepada sesamanya yang membutuhkan pertolongkan .


Berkembangnya CU tentu perlu didukung pula dengan kualitas pelayanan yang baik kepada anggotanya. Produk -produk CU mesti menjawab kebutuhan anggotanya sehingga semakin mendekatkan CU dalam setiap langkah anggota. Anggota memiliki pengetahuan yang baik soal CU, dengan demikian mereka paham akan hak dan kewajibannya sebagai anggota.

Membaiknya kondisi ekonomi anggota CU maka akan berpengaruh pada daya beli dipasar. terutama untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan primer dan kebutuhan hidup lainnya. Setiap keluarga CU dapat merancang keuangannya sendiri, dapat menyekolahkan anak-anaknya sampai pada tingkat yang lebih tinggi, kewajibannya sebagai warga negara juga akan tampak dengan turut membantu pemerintah terutama dalam peningkatan pajak. Dengan membeli produk seperti barang Sembako dan kendaraan maka dapat meningkatkan pajak dan digunakan kembali untuk membangun infrastruktur. Saat ini ada sekitar 5% dari total penduduk Kalbar yang masuk menjadi anggota CU, dan pada umumnya berada didaerah pedalaman. Sementara masih banyak orang yang belum paham CU ini adalah peluang bagi setiap orang untuk bergabung dan mencoba memperbaiki kehidupannya melalui CU.


























Tidak ada komentar:

Posting Komentar