Senin, 27 Juli 2009

Menjadi Aktor Damai


Setelah mengikuti kegiatan Pendidikan Perdamaian dan Rekonsiliasi aku kembali keaktivitas awalku, dan dalam permenungan akan kegiatan kemarin banyak hal kembali mengisi lembaran pikirku. Tenyata kita butuh kembali penyegaran-penyegaran diri soal perdamaian sehingga arah hidup ini tidak menyimpang jauh tapi selalu seimbang.
Ya ternyata untuk membangun sebuah perdamaian itu memang membutuhkan kemauan, keiklasan, dan kemampuan untuk menerima perbedaan. Perbedaan itu indah karena memberikan warna bagi kita untuk memahami sesama sebagai mahluk sang pencipta. Kesadaran dan kemauan memahami adalah jalan membangun perdamaian dibumi yang kita cintai ini.
Setiap kita diajak menjadi aktor perdamaian ditengah-tengah lingkaran kehidupan. Segala sesuatu tidak terlepas didalamnya, tinggal bagaimana kita membangun itu dengan mulai pada diri sendiri untuk membuang segala bentuk stereotipe negatif terhadap orang lain. Kita lebih mudah meng-Cap orang lain hanya dengan melihat sisi luar saja sehingga pemahaman kita jadi setengah-setengah dan malah dangkal. Demikian juga dengan lingkungan alam kita hanya menganggap ia sebagai sebuah komoditi yang menggiurkan. Lingkungan keluarga adalah wadah pencetus stereotipe-stereotipe negatif kepada kita sejak masih anak-anak. Sering kali kita ditakuti oleh orang yang lebih tua dengan menyebut orang diluar kita (etnis lain) berwatak negatif. Kesan ini juga masih membekas dipikiran kita dan terus menghantui sampai dewasa. Ini menjadi pengetahuan negatif kita karena belum ada informasi yang cukup maupun pengalaman nyata yang kita alami terhadap orang lain tersebut.

Menjadi aktor damai tentu dimulai dari diri sendiri dulu baru menularkannya kepada orang disekitar kita. Keadilan merupakan faktor penting dalam membangun perdamaian, tak jarang ketidakpuasan seseorang lahir karena merasa tidak ada keadilan dalam tatanan sistem kehidupan. Tidak tuntasnya persoalan ini juga semakin membuka jurang antara konflik negatif dan perdamaian. Lalu sejauh mana keadilan yang dimaksud memang sulit diukur menurut setiap orang.
Era kolonialisme dan imperialisme sampai sekarang semakin menunjukan pertentangan tersebut. Penguasaan faktor-faktor produksi dan segala tindak kekuasaan yang sepihak melahirkan konflik dimana-mana tak terkecuali di daerah kita. Dengan tidak dibangun dengan baik tatanan kehidupan terutama ditingkat masyarakat bawah, semakin mereka menjadi objek ketidakadilan. Untuk itu peran Negara, investor atau pelaku bisnis dan masyarakat perlu bergandeng tangan menyelesaikan akar konflik. Komunikasi lintas pelaku mutlak dilakukan sehingga ada penyelesaian demi mencapai kesejahteraan bersama. Bagaimana persamaan hidup indah dan aman menjadi milik bersama senantiasa berlangsung terus.
Untuk kita sendiri sejauh mana kita mau, mampu dan paham menjadi aktor damai dalam panggung diri sendiri, keluarga, masyarakat dan negara ?

Senin, 11 Mei 2009

Hakekat Hidup




Setiap orang tentu akan beragam cara untuk memahami kehidupannya. Dalam hitungan detik, menit, jam, dan hari pada setiap orang akan berbeda memahaminya. Pencariannyapun dalam beragam bentuk situasi dan tindakan. Pencarian ini bukanlah pencarian makna yang umum namun pencarian makna yang khusus bagi hidup seseorang pada suatu saat tertentu.
Hakekat kehidupan maupun pencarian makna hidup menjadi penting dan menunjukan esensi manusia sebagai ciptaan yang maha Agung. Keputusan melakukan sesuatu tentu dipertimbangkan dan melalui proses yang berani untuk mencoba. Berani mencoba berarti memberikan kita suatu tantangan dalam hidup.
Mother Theresa di Kalcuta mbahwa salah satu dari pencarian makna dan hakekat kehidupan adalah hidup itu sendiri adalah suatu tantangan, maka hadapilah karena hidup adalah hidup berbuatlah untuk itu .
Kasus trial and error manusia dalam aktivitasnya mengalami suatu fase kesadaran mutlak yakni perubahan. Perubahan yang diambil tergantung pada peta jalan pemaknaan kehidupan itu sendiri. Dua sisi yaitu sisi positif dan sisi negative akan menjadi pilihan tujuan. Jatuh bangun dalam kehidupan merupakan suatu tantangan kita untuk bangkit kembali.
Dan yang paling terpenting adalah walau kita telah jatuh, hiduplah seakan-akan Anda maupun saya sedang menjalani hidup untuk kedua kalinya dan, hiduplah seakan-akan Anda sedang bersiap-siap untuk melakukan tindakan yang salah untuk pertama kalinya.
Semakin besar kemampuan orang untuk melupakan dirinya, dengan berserah diri dan mengabdi kepada sebuah tujuan atau dengan mencintai orang lain, semakin manusiawi orang tersebut dan semakin besar dia mengaktualisasikan atau mewujudkan dirinya.
Pencarian makna kehidupan oleh kita tidak boleh abstrak, setiap kita memiliki tugas khusus yang unik dan peluang yang unik pula. Setiap orang memiliki misi dan kesempatan untuk menyelesaikannya.
Pertanyaan tentang kehidupan semestinya bukan kita yang menanyakan hidup itu tapi kitalah yang ditanyai hidup; dan jawaban yang diberikan adalah dengan bertanggunjawab terhadap hidup itu sendiri. Bertanggungjawab merupakan esensi dasar manusia terhadap kehidupannya.
Bercermin pada kenyataan riil saat ini pemaknaan hidup oleh setiap orang lebih bersifat abstrak dan umum. Ketidakjelasan arah ini menimbulkan ketimpangan dalam diri setiap orang.
Termasuk saya sendiri merasa menjalani suatu keabstrakan dalam hidup. Dalam masyarakat kini adalah mengalami kehampaan hidup secara kolektif yaitu orang secara massal merasakan hidup mereka tidak memiliki makna.
Akibat dari kehampaan eksistensial (perasaan hampa dan tidak bermakna) tersebut adalah menimbulkan penyakit depresi, agresi dan kecanduan.
Dis-orientasi dalam bertindak mendorong mereka lebih destruktif baik terhadap dirinya maupun lingkungan.
Untuk mengatasi ini setiap orang mesti menjalankan kehidupan yang lebih baik dan terarah. Interaksi pribadi dengan lingkungan yang positif semakin menguatkan diri pada misi yang jelas untuk mewujudkan VISI atau mimpi kedepan sinergisitas pribadi yang utuh akan mencapai pemaknaan hidup sejati. Bukan kegamangan dan ketakutan yang perlu dihindari namun kemauan untuk berubah adalah jalan menemukan makna hidup setiap pribadi. Kenyataan dan tindakan yang tepat dan kita mengubah tujuan semula maka kita akan sampai pada apa yang kita cita-citakan.

Rabu, 11 Februari 2009

Puisi

Kawan senja pasti menuntun-Mu…. Bertarunglah untuk itu…
Aku adalah sahabat setia-Mu mencoba mengingatkan-Mu…
Betapa Cinta-Nya waktu dengan-Mu…
Berpacu memaknai hidup…..
Membangun anak negri….

Tapi jangan lupa mengingatkan aku juga teman ….
Agar langkah-Ku tak lebih jauh dari jangkauan-Ku…
Karena itu pasti akan menyakiti aku…
Biarlah teman, kita sama-sama merangkai waktu….
Mengejar mimpi merangkai Indahnya dunia…

Kekhawatiran-Mu kepedulian-Ku juga teman…
Jangan menyerah ketika semua orang tidak lagi peduli kepada Kita…
Semua ada masanya untuk kita bertanya kepada waktu…
Kita pasti mendapat semua itu…

Lihat orang-orang disana…
Bukankah kita telah bersama mereka diwaktu yang lalu…
Bersama memikirkan nasib mereka…

Coba lihat sekarang mereka gelak gembira…
Hanyut dalam kenyamanan itu…
Bersama Tuan-tuan kaya itu…
Menjual masa depan anak cucu…
Tanah leluhur yang makmur…
Dan tak pernah tahu kalau mereka akan meratap masa depan di Negri ini…

Mereka tidak lagi menghiraukan kita ….
Tapi jangan lupa kawan sebentar lagi mereka akan datang kepada kita ….
Untuk menyampaikan keluh kesahnya…
Cerita tentang penyesalannya…

Tapi jangan tolak mereka kawan …
Buanglah kebosanan-Mu…
Lupakan semua sakit hati-Mu…
Toh mereka sudah mendapat jawabannya sendiri
Tentang apa yang kita buat…
Tentang apa kata Dunia…

Sekarang kita bisa mengajak mereka kembali…
Menjaga apa yang tersisa dalam diri Mereka…
Membangun anak negeri dari kehancuran….
Menjadi bala BORNEO….

Senin, 19 Januari 2009

Credit Union SUATU Model PEMBERDAYAAN

Gerakan ekonomi rakyat telah berlangsung lama seiring dengan perkembangan nilai-nilai humanistis yang tinggi dimana nilai-nilai social, nilai demokrasi dan nilai keadilan menjadi dasar perjuangannya. Sebagai penyeimbang dari praktek system ekonomi kapitalis yang bersifat individu dan serakah, maka kegiatannya lebih pada memajukan ekonomi anggotanya. Untuk mencapai itu mereka mesti bekerja sama membangun diri dari apa yang mereka punya.

Salah satu Model ekonomi kerakyatan yang berkembang di Indonesia saat ini adalah Credit Union. Credit Union terbentuk karena suatu keprihatinan akan kemiskinan dan pemahaman yang keliru dalam mengelola ekonomi keluarga. Namun juga sebagai bentuk keprihatinan terhadap penguasaan faktor-faktor ekonomi secara sepihak oleh kaum kapitalis yang bersifat menindas.

Maka anggota yang bergabung dalam suatu Credit Union dengan berbagai latar belakang wajib mengikuti pendidikan tentang Credit Union itu sendiri. Penekanan pendidikan disini adalah diarahkan pada perubahan pola pikir orang yang bergabung. dampaknya ada kesadaran untuk merubah tindakan yang selama ini keliru dilakukan baik pada diri pribadimaupun terhadap lingkungan. Pemahaman akan pentingnya bertanggungjawab baik pada diri sendiri maupun bertanggungjawab terhadap alam dan lingkungannya dilakukan secara bersama-sama guna kemakmuran bersama. Implementasi dari ketiga hal diatas merupakan pemahaman akan dasar/pilar Credit Union yang dibangun diatas pendidikan, swadaya dan solidaritas.

Jatuhnya praktek ekonomi kapitalis yang berakibat pada krisis ekonomi global menjadi tamparan hebat bagi kaum kapitalis. Sekaligus sebagai peluang bagi kaum kapitalis dan sosialis memperbaiki diri. Sebab praktek perjudian, monopoli (penguasaan ekonomi & kebijakan), dan spekulasi yang tinggi yang selama ini dijalankan oleh kaum kapitalis menimbulkan kekacauan dikalangan mereka sendiri dan berimbas pada tatanan ekonomi dunia.

Penumpukan modal dan penghamburan modal yang tidak terkendali menyebabkan perusahaan-perusahaan pencetak uang kapitalis ikut ambruk. Mereka yang di PHK kan menjadi pengangguran dan menjadi korban pertama dari system yang mereka bangun sendiri.
Karena banyak pengangguran, maka daya beli masyarakat juga berkurang. Yang sangat terasa bagi dunia adalah kegiatan perdagangan antar Negara dimana aktivitas ekspor - impor menurun. Negara-negara yang berkiblat pada system ekonomi pasar (kapitalis) sangat nyata merasakan dampaknya. Inflasi terjadi peningkatan yang signifikan disetiap negara.

Sementara Penumpukan modal terjadi karena sulitnya berinvestasi pada Negara-negara miskin dan berkembang, ini dikarenakan masih menumpuknya hutang Negara-negara miskin tadi.

Selain karena sulit dijual dan diinvestasikan dipasar maka mau tidak mau mereka menginvestasikannya kembali dilembaga atau perusahaannya sendiri. Yang mana perusahaannya sendiri dengan tingkat bunga yang jauh lebih murah namun tidak memberikan apa-apa.Contohnya pemberian kredit perumahan.
Sekali lagi rakyat yang notabene sebagi objek kapitalis menjadi penanggung beban kejatuhan perusahaan-perusahaan milik kapitalis tadi. Dana masyarakat yakni pajak yang diambil oleh pemerintah membantu memulihkan perusahaan-perusahaan kapitalis yang ambruk.

Dengan menguasai pemerintah mereka dengan mudah mendapat modal kembali dari dana masyarakat untuk menyokong aktivitasnya. Memang hal yang sangat memalukan tapi bagi kaum kapitalis ini hal biasa. Mereka masih dapat tidur dengan nyenyak dikasur empuk walaupun sudah jatuh mereka mendapat suntikan dana dari masyarakat banyak.
Lalu bicara soal ekonomi kerakyatan dan Credit Union pada krisis global dewasa ini menjadi penting karena usaha ini dibangun dari swadaya anggotanya yang bergabung. Dalam praktek kegiatannya Credit Union mendorong aktivitas masyarakat terutama anggotanya untuk terus bergandeng tangan membangun kesejahteraan tanpa mengabai berbagai factor utama dalam lingkungannya.

Pentingnya mempertahankan asset yang dimiliki berupa tanah, dan sumberdaya alam lainnya, dimotivasi untuk dikelola secara arif dan bijaksana. Dan ini terbukti pada situasi krisis global bagi anggota yang masih memiliki tabungan yang cukup di Credit Union serta memiliki lahan pertanian dapat mengembangkan berbagai alternative usaha perkebunan berupa tanaman komoditi baik untuk kebutuhan lokal lokal maupun dipasarkan diluar. Ini sangat mampu menyokong kekuatan ekonomi keluarga. Mereka tetap eksis bersama Credit Union.

Dalam kegiatan motivasi dan pendidikan kepada anggota, suatu Credit Union selalu menekankan agar nilai-nilai kebersamaan, gorongroyong dan pelestarian sumber daya alam dan budaya tetap dijaga.

Pengelolaan sumber-sumber daya ini mesti secara arif dan berkelanjutan sehingga ada keseimbangan yang terjadi antara alam dan manusia.
Jika kita kembali pada kaum kapitalis, penguasaan dan pengelolaan sumberdaya alam akan lebih bersifat eksploitatif. Sehingga dampak dari kegiatannya adalah kehancuran pada semua aspek kehidupan terutama terhadap lingkungan dan kerusakan sumberdaya alam.

Perubahan iklim dan bencana alam berupa tanah longsor, banjir dan dampak social lainnya meracuni masyarakat. Ini adalah salah satu ancaman kerusakan yang disebabkan oleh pembangunan yang tidak memperhatikan aspek sosial lingkungan.
Credit union dalam kegiatannya memacu anggotanya untuk hidup beriringan dengan alam, sehingga ada keseimbangan . Penetapan kawasan kelola masyarakat dilakukan secara bijak sehingga krisis multidimensi seperti krisis pangan, krisis air dan energi maupun krisis moral tidak terjadi.

Dalam membangun anggotanya Credit Union senantiasa mengacu pada masyarakat. Apa yang dimiliki mereka itulah yang akan dibangun secara bersama pula. Misalnya mendorong anggota untuk meningkatkan taraf hidup. Anggota didorong untuk menabung dengan cara menyisihkan pendapatannya minimal 10 % dari pendapatan setiap bulannya. Dengan demikian ada tabungan dan perencanaan yang matang disetiap keluarga dalam mencapai kesejahteraan.

Untuk meningkatkan sumber pendapatan keluarga, Credit Union mendorong anggotanya untuk mengembangkan dan memanfaatkan lahan yang mereka miliki untuk ditanam dengan tanaman komoditi dengan berbagai variasi sehingga ada nilai tambah bagi keluarga dibidang ekonomi. Credit Union biasanya membantu anggota dalam hal konsultasi dan bagaimana peluang, memfasilitasi anggota yang ingin mengembangkan usaha.
Selain itu pendampingan lapangan juga sangat membantu anggota dalam berusaha.Anggota dapat mengungkapkan persoalan yang dihadapi udahanya sehingga ada jalan keluar dan tidak berjalan sendiri. Penguasaan ini menjadi nyata dan berkelanjutan dengan didukung oleh akses modal yang mudah dari Credit Union. Sehingga Credit Union menjadi kuat karena sumberdaya anggota yang kuat pula. Bersama Credit Union anggota ditantang mewujudkan cita-cita mencapai kesejahteraan dimasa kini dan masa depan.

Senin, 15 Desember 2008

BALA BORNEO

Untaian daun menghijau tertutup lembutnya embun pagi itu, jatuh menetes sembunyi diatara rimbunnya pohon, menyusuri tanah, bersama hilangnya kabut pagi disapu mentari yang bangun dibalik bukit … Walau tidak seindah dulu dikala rimba belantara masih ada, Suara-suara instrumen alam yang berkumandang meramaikan suasana pagi dibumi pertiwi.

Nun diudik sana dipenjuru kampung disisi hutan itu, terlihat kepulan-pekulan asap putih dari rumah betang besar itu bergerak perlahan diantar angin menyapa langit yang menjulang tinggi. Terdengar alunan musik dangdut dari sebuah radio tua dibilik seorang penghuni rumah itu menggema memecahkan dinginnya pagi. Membangunkan anak negri yang lelap dalam mimpi setelah kemarin berpacu dengan waktu menjajal tanah untuk meraih sesuap asa… diantara puncak-puncak bukit dan diantara lembah-lembah hijau itu.

Dipinggir sungai itu sudah tampak beberapa anak negri yang mengayuh sampan kecil nan lincah, menyeberangi derasnya arus sungai berbatuan yang keruh. Tanpa menghiraukan mentari yang terus membidik kulit menuju sore.

Ya… mereka beraktivitas masih seperti hari-hari kemarin mengikuti irama hari dan dinamika dunia anak negri. Mengikuti titah generasi sebelumnya bersama alam berjuang membangun kehidupan, menjaga alam dan menjaga budaya leluhurnya. Mereka hilang diantara pohon-pohon hutan kebun itu untuk bergumul bersama waktu sambil bekerja menoreh getah, petani ladang, petani sawah dan masuk kehutan untuk mendapatkan sisa-sisa hasil hutan dari pembalakan hutan oleh pemilik modal .

Sementara disisi lain disana tampak segerombolan anak berseragam SD beriringan dengan bertelanjang kaki menyusuri jalan setapak menuju sekolah dikampung sebelah. Orang-orang tua dirumah Betang besar itu sambil menatap kosong menanti senjanya hari mereka, menggendong cucu kecil mereka yang menangis ditinggalkan bapak dan ibunya yang bekerja menjajal tanah meraih asa. Mereka berjalan meninggalkan rumah meniti pagi mengejar sore, berjuang untuk kehidupan tanpa menyadari bahwa paradigma dan dinamika dunia luar mengundang mereka.

Hidangan keseharian orang-orang dikampung seperti ini tidaklah mengherankan bagi Madong si anak negri, sebab ia tumbuh dan besar bersama mereka. Madong adalah seorang pemuda dengan kesederhanaan dan memiliki wawasan yang cukup. Sosoknya sangat pandai bergumul dengan semua orang baik terhadap sesamanya maupun orang-orang yang lebih tua. Ia paham dengan adat istiadat dan kearifan lokal leluhurnya. Ia juga banyak mendapat cerita dari para orang-orang tua tentang bagaimana menjaga dan melestarikan adat dan budaya kaumnya dimasa yang akan datang. Apa yang menjadi nafas budaya bangsa sehingga mesti dijaga dan tetap eksis disegala jaman.
Dengan kesempatan yang diberikan kedua orangtuanya, Madong dapat menyelesaikan pendidikan formalnya sampai pada perguruan tinggi. Dengan biaya terbatas Madong ingin terus belajar soal dirinya dan belajar mengenai hiruk pikuk dunia luar sana. Setelah selesai sekolah ia memilih kembali kekampung halamannya dengan harapan dapat membangun kampungnya. Pilihannya itu tentu beralasan karena ia melihat ketidakberdayaan dan ketetertinggalan orang-orang dikampungnya.

Cerita soal kedekatan leluhurnya terdahulu dengan alam membuat Madong mencintai negri dimana saat ini ia berpijak. Penghargaan besar telah diterima oleh kaumnya karena alam memberikan kemakmuran bagi anak negri ini. Rasa syukur atas usaha itu mereka rayakan setiap tahunnya dengan ritual adat gawai.
Mereka memberikan persembahan kepada sang pencipta dan kepada orang yang berkenan kepada-Nya. Hasil panen yang berlimpah membawa kesejahteraan kepada segenap orang. Tumpah tuah hidangan gawai melarutkan mereka dalam sukacita sesaat itu. Dan setelah itu mereka kembali seperti semula melanjutkan titah leluhur melanjutkan kerja membangun asa menyonsong hari-hari berlalu.
Tapi diluar sana dunia jelas berbeda, kemudahan dan pengetahuan yang berkembang juga membuat perbedaan dijagad raya ini. Di kota besar itu orang begitu ramai turun naik kendaraan menjajal hari. Menikmati kemewahan semua serba cepat dan instant. Keadan ini bertolak belakang dengan keadaan di kampungnya Madong di Anak Negeri. Butuh beberapa hari baru sampai dikampung karena belum ada jalan beraspal. Selain itu anak-anak sekolah dikota sangat berbeda dengan anak-naka sekolah dikampung mereka mendapatkan fasilitas dan guru yang cukup.tidak seperti dikampungnya ia sendiri yang menjadi guru honor karena tidak ada guru diskolah tersebut. Anak-anak SD di Kota udah bisa membaca dengan baik.
Bersambung………………………………………………………………………..

Rabu, 10 Desember 2008

Krisis Sesungguhnya Mengintai Anak Negri

Akhir tahun 2008 ini kondisi masyarakat petani diperdesaan direpotkan dengan turunnya harga hasil perkebunan seperti harga buah sawit, karet, cengkeh, coklat dan tanaman lainnya. Situasi ini bagi petani sawit dan karet sangat terasa sekali sebab harga kedua komoditi ini per kilonya begitu anjlok sehingga hampir mendekati 80 % dari harga sebelumnya.

Jika dari awal petani dikampung mengembangkan usaha yang bervariasi maka dampak krisis tidaklah terasa. Usaha pertanian yang dapat dikembangklan adalah usaha yang dapat menambah penghasilan keluarga maupun untuk menjaga ketahanan pangan keluarga sendiri (dikonsumsi sendiri).
Banyak alternative tanaman komoditi yang dapat dikembangkan namun kebiasaan orang dikampung tidak mau menanam tanaman lain selain karet atau hanya mengandalkan kaplingan sawit saja. Dengan luas lahan yang miliki saat ini sebenarnya mereka dapat menanam Coklat, lada, dan lain-lain serta tanaman untuk konsumsi lokal yang lebih cepat laku dipasar domestic.
Untuk menjaga kelestarian lingkungan usaha bersama dalam suatu desa dapat digalakan demi kemajuan dan kesejahteraan bersama. Dengan menghimpun modal secara bersama maka masyarakat petani akan mandiri dan berdaya sendiri.

Penurunan harga yang sangat dratis pada komoditi eksport diatas, tentu tidak terlepas dari pengaruh kondisi perekonomian Amerika yang berimbas pada ekonomi global. Rendahnya tingkat pendapatan petani membuah daya beli mereka juga berkurang. Kenaikan harga kebutuhan pokok tidak berimbang dengan penghasilan yang didapat setiap harinya. Belum lagi factor alam dan cuaca yang tidak memungkinkan petani mengembangkan usaha lain.
Situasi krisis ini bagi setiap orang memiliki cara sendiri-sendiri untuk menghadapinya. Bahkan ada yang mendapat berkah dari krisis karena ia bisa melihat peluang. Ada pula yang jatuh karena tidak ada alternative lain. Dan kebanyakan adalah mengeluh dan larut dalam krisis itu sendiri.
Jika dilihat krisis global saat ini bukanlah krisis yang sesungguhnya yang dialami para petani, terutama anak negeri ini. Mengapa…. Karena krisis yang sesungguhnya kedepan adalah hilangnya hak-hak anak negeri ini atas segala asset yang dititipkan nenek moyangnya. Krisis pangan, krisis air, krisis energi akan menjadi puncaknya dan perlahan dan pasti melanda seluruh negeri.
Begitu banyak orang dinegri ini menjual tanahnya tanpa mau mengusahakan sendiri. Mereka telah menjual semua tanah miliknya kepada perusahaan tambang, perkebunan sawit, mereka telah menukarnya dengan motor-motor kenyamanan sesaat. Mereka tidak perlu memikirkan generasi anak cucunya yang hanya mendengar kisah masa jaya kaumnya. Dimana tongkat kayu dan batu menjadi tanaman seperti dalam bait sebuah lagu tempoe doeloe.
Mengapa demikian karena kedepan persoalan pangan akan menjadi persoalan dasar manusia ianya semakin mahal, karena banyak areal pertanian disulap menjadi beton megah. Tanah sebagai asset yang sangat berharga tidak lagi dimiliki oleh anak negeri ini. Mereka telah menjualnya kepada pemilik modal hanya untuk menikmati kehidupan saat ini, menjadi budak dirinya sendiri.
Persoalan air bersih akan lebih mahal dari harga BBM, ianya sulit didapat karena hutan dan bukit penyangga air habis dibabat, kalaupun ada sudah dikuasai oleh pemilik modal. Air sungai akan mengering jika musim kemarau, banjir dimusim hujan dan sungai telah tercemar oleh limbah-limbah perkebunandan tambang yang membuang pupuk serta bahan kimia beracun didalamnya.
Sekarang kepada siapa kita berharap ? Adalah sebuah pertanyaan refleksi bagi kita semua apa yang telah kita buat saat ini ? bagaimana agar krisis sesungguhnya tidak melanda anak negeri ini ?.

Selasa, 08 Juli 2008

Mengenal Singkat Korban Traficking


Trafficking adalah istilah baru untuk praktek perdagangan manusia maupun yang berhubungan dengan kegiatannya. Trafficking sendiri memang sudah berlangsung sejak jaman baholak. Namun sekarang semakin mencuat kedepan karena begitu banyak anak negeri ini maupun dinegara-negara lainnya yang menjadi korban. Kasus trafficking banyak dialami oleh Negara miskin dan berkembang. Warga Negara ini melakukan migrasi ke Negara yang cukup baik kondisi ekonominya dan bekerja disana sebagai buruh maupun pembantu rumah tangga bagi kaum perempuan. Kegiatan traficking jelas bertentangan dengan hak asasi manusia dan gender.
Untuk Indonesia kasus perdagangan manusia sudah berlangsung lama terutama yang bekerja di Malaysia maupun di Timur Tengah. Kasus ini terjadi karena kebutuhan dan tidak ada pengetahuan yang cukup dari calon pencari kerja sehingga mereka mudah diperdaya oleh agen pencari kerja yang menyalurkan.
Yang menjadi korban traficking bisa terjadi pada orang dewasa maupun anak-anak baik laki maupun perempuan. Namun dilapangan yang lebih banyak menjadi korban adalah kaum anak dan perempuan. Melihat dari kebanyakan korban ini memang secara fisik jelas lemah dan pengetahuan mereka juga kurang.
Untuk mengenal orang yang menjadi korban traficking dapat dilihat melalui 3 (tiga) proses sebagai berikut:
- Perekrutan
- Pengangkutan
- Penyaluran

Pada tahap perekrutan

Korban diimingi dengan janji-janji manis seperti dengan gaji yang tinggi, orang yang merekrut keluar masuk kampung mencari orang yang mau bekerja diluar negeri. Mereka tidak memiliki ijin usaha PJTKI resmi dan kadang melibatkan masyarakat kampung itu sendiri untuk mencari orang dengan imbalan sesuai kesepakatan. Biasanya berkisar Rp. 200.000,- sampai dengan Rp. 500.000,- per-orang jika mendapat calon pekerja. Dalam perekrutan mereka dijanjikan pekerjaan sesuai tempat yang diminta oleh korban. Dengan janji ini korban mau menerima dengan tidak mempertimbangkan baik buruknya yang penting saya bisa bekerja keluar negeri membantu orang tua meringankan beban keluarga. Orang tua korban kadang dititipi uang oleh calo tersebut untuk meluluskan kepergian anaknya.

Tahap kedua adalah proses pengangkutan.
Sebelum korban ini diangkut ditujuan biasanya melalui proses yang bertele-tele dan agak sembunyi-sembunyi dalam pengangkutannya. Mereka ditampung dari satu tempat ketempat lainnya. Korban biasanya tidak dibawa melalui jalur lintas batas resmi kalaupun lewat maka ia tidak melalui proses pemeriksaan yang normal adanya (medical cek-up, etc). Identitas mereka juga diubah sehingga tidak sesuai dengan nama, umur dan alamat mereka sesungguhnya.

Tahap terakhir adalah Proses Penyaluran.
Setelah mereka sampai dinegara tujuan korban ditampung lagi ke agen. Sampai diagen mereka dicari majikan dan jenis pekerjaan yang ditentukan oleh agen sendiri yang tidak sesuai dengan keinginan mereka. Biasanya disalurkan tidak sesuai dengan apa yang dijanjikan, tidak ada kesepakatan kerja, berapa gaji, jam kerja, serta hak-hak lainnya. Sementara itu calo yang berasal dari Indonesia sendiri sudah lepas tanggungjawab, mereka mendapat uang dari agen luar negeri sesuai jumlah orang yang mampu mereka rekrut.
Dalam proses penyaluran ini banyak korban yang tertipu. Mereka dipekerjakan ditempat-tempat hiburan malam, maupun yang sejenisnya . Mereka tidak dapat menolak kalau ada yang mencoba kabur biasanya sulit sekali lepas dari kejaran agen maupun pihak keamanan setempat. Mereka akan dikembalikan lagi ke agen atau di Penjara karena tidak memiliki pasport.

Melihat ketiga proses ini maka seseorang dikatakan korban traficking jika tidak disalurkan dengan baik dan tidak melalui prosedur yang benar. Selain itu kekerasan terhadap korban yang menyebabkan depresi batin maupun kecacatan fisik sering menimpa korban.
Di Kalimantan barat daerah yang paling banyak menjadi korban traficking adalah di Kabupaten Sambas, Landak, Bengkayang, Sanggau dan Kapuas Hulu. Kebanyakan korbannya adalah perempuan dan anak-anak. Mereka pada umumnya bekerja di negera bagian Sarawak Malaysia. Mereka masuk melalui jalur Entikong maupun melalui jalan setapak disepanjang perbatasan.
Pengalaman kami saat menjemput korban di Pos Lintas Batas Entikong kondisi mereka saat pemulangan sangat memprihatinkan. Mereka dibawa menggunakan mobil tahanan/penjara dan telah dipenjara dari yang 2 minggu sampai dengan 3 tahun lamanya dengan berbagai kasus. Kegiatan pemulangan ini paling tidak 1 kali dalam sebulan. Mereka yang dipulangkan pada umumnya tidak membawa apa-apa karena tertangkap oleh pihak keamanan Malaysia. Pasport maupun gaji mereka banyak yang tidak dibayar oleh majikan bahkan ada yang diambil oleh agen.
Jadi kegiatan traficking jelas merugikan korban serta melanggar hak asasi manusia. Korban tidak bisa berbuat banyak jika sudah terjadi begini. Negara sebagai pelindung warganya juga tidak mampu berbuat banyak malah sering mengabaikan rakyatnya sendiri. Walau ada Undang-undang yang dibuat tapi belum mampu mengatasi kegiatan traficking. Namun bagi anak negri ini terutama orang muda dan orang tua mungkin perlu lebih teliti dan dapat belajar dari ketiga proses diatas. Jika hendak bekerja diluar negeri sebaiknya berpikir 1000 kali sebelum memutuskan pilihan. Sebab begitu banyak korban dengan kondisi jiwa yang sakit serta cacat fisik yang diderita yang sama membunuh kemerdekaan dan hak setiap orang.
Tentunya agen yang direkrut untuk mencari tenaga kerja ini sekarang masih banyak berkeliaran dan malah melibatkan keluarga dekat sendiri untuk mencari korban.